Entah kenapa jd nget masa SMA, khususnya masa2 suram menyenangkan ikutan mading sekolah.
Yg paling nyangkut di ingetan, waktu untuk pertama kalinya aku jg satu orang teman dpt tugas nulis cerpen
Weeeeee.... buset, waktu pengumpulan kurang dari seminggu. Dan otak kita pada buntu. Oke, kita jarang buat sesuatu yg menyentuh, bawaanyya bercanda dan gk serius. Jadi inilah hasil cerpen kita berdua *siapkan ember disamping anda* Aku yakin gk ada seorang pun yg mw baca ntu cerpen di mading. Kecuali penulis. hiks......... T.T
SETAN KUNCUNG DI HARI KEDUA
KU MASUK SEKOLAH
Uh akhirnya masa-masa SMP telewati sudah. Dan tahun ajaran baru pun
dimulai. Sepertinya kehidupanku akan bahagia di SMA ini. SMA Kuncung Berseri
adalah nama SMA ku kini.
Saat hari pertama aku sekolah tepatnya
hari Kamis, aku menemukan 2 orang teman baru yang baik hati dan tidak sombong
bernama Mihel dan Ucil. Sebelumnya ku perkenalkan dulu diriku ini. Aku adalah Itenk,
tapi teman-teman sering memanggilku Pitenk. Ucil dan Mihel adalah 2 orang aneh
yang pertama kutemukan saat pertama kali berpijak di sekolah ini. Mihel dengan
giginya yang berkawat dan Ucil dengan tubuhnya yang kecil, sangat tidak
mencirikan anak SMA.
Seusai berkenalan kami sudah merasa
begitu dekat maklumlah kami sama-sama orang aneh. Kami pun berjanji akan selalu
bersama apapun keadaannya. Saat itu aku merasa bahagia batinku terasa
melayang-layang di udara. Karena kini aku memiliki 2 orang sahabat baru. Kini
penjelajahan kami bertiga di SMA Kuncung Berseri pun dimulai.
Memasuki hari kedua entah mangapa,
saat ku menginjakan kakiku di sekolah seperti ada sesuatu yang mengganjal di
hatiku. Bulu kuduk ku merinding. Bergegas aku mencari 2 temanku, Mihel dan
Ucil. Seketika aku berlari mencari mereka di kantin milik Buk Komang. Sambil
berlari aku berteriak.
“Woi teman-teman....” aku berteriak
dan tiba-tiba aku terpeleset dan tersungkur ke tanah. Saat aku akan bergegas
bangun aku melihat sesosok..... em... apa ya???? Wah sangat sulit digambarkan
dengan kata-kata yang jelas dia salah seorang murid di SMA ku yang bisa
dibilang Hemaprodit (masih ingat istilah itu?). Ha... Ha... Ha... Kemudian saat
itu juga aku langsung bangun dan menghampiri teman-temanku tanpa memperdulikan
sosok aneh dan tidak jelas itu. Aku menceritakan semua yang kurasakan dan
kesialan yang baru saja kualami.
Serentak mereka tertawa gembira
mendengar bahwa aku terpeleset dan dihampiri oleh seorang siswa hemaprodit,
yang gak jelas gitu deh... Suasana terasa mencekam ketika aku menceritakan
bahwa saat aku memasuki sekolah bulu kudukku merinding. Entah mengapa kantin Buk
Komang yang mulanya ramai menjadi sepi dan hanya ada kami bertiga disana.
Kami pun terbelalak tidak percaya
kenapa tempat yang semula ramai tiba-tiba menjadi sepi. Kemudian Mihel berkata
“Iya aku juga merasakan itu, bulu kuduk ini berdiri. Padahal cuaca gak
dingin-dingin amet”. Dan disambung oleh ucapan Ucil yang mengagetkanku “ Aku
juga, bulu kudukku merinding disko. apa jangan-jangan ada...”. Suasana menjadi
hening akupun berfikir mungkinkah semua orang disekolah ini merasakan itu? Aku,
Mihel, dan Ucil segera meninggalkan warung Buk Komang dan memasuki ruang kelas
untuk memulai pelajaran hari ini. Sebelum guru memasuki ruang kelas aku
bertanya kapada teman sekelasku apakah mereka merasakan hal yang sama seperti
kami bertiga.
Entah mengapa jawaban merekapun
membuat adrenalin ku tergoncang. Mereka menjawab “Tidak!!!!”. Aku, Mihel, dan
Ucil tentu saja merasa ada yang aneh pada diri kami. Tapi apa? Kenapa hanya
kami?
Ah
entahlah. Kami mencoba untuk melupakan sejenak hal itu, karena Pak Z guru kimia
kami yang mengaku-ngaku mempunyai hubungan batin dengan Megy Z itu memasuki
kelas kami dan mulai mengajar dengan semangat 90 dibagi 2, Yah itulah semangat
45 kebanggaannya.
Akhirnya pelajaran untuk hari ini pun
usai juga. Otak ini benar-benar terkuncung menerima pelajaran di SMA Kuncung
Berseri ini. Aku, Mihel, dan Ucil pun bergegas pulang tanpa basa-basi kami
langsung meninggalkan kelas. Tapi saat pijakan pertama kami melangkah keluar
kelas, suasana sepi menghantui dan hanya kami yang ada di sekolah. Entah kemana
perginya orang-orang. Kami mematung berfikir apa yang telah terjadi.
Kejadian ini sama persis dengan
kejadian saat di kantin Bu Komang. Apa ada hubungannya? Saat kami menengok
kebelakang untuk memastikan kelas benar-benar kosong, tiba-tiba kami
melihat............ “Aaaaaa...........
aaaaaaaaaa......... Se.... se.... ta.... ta..... n...n.... Kun..... kun.....
cuuuuuuuuuunnnnnnnnngggggg..............” kami pun berteriak serempak melihat
sesosok makhluk segede bagong dengan kuncungan yang menyerupai Petruk dan
tubuhnya dibungkus ala pocong.
Kami menelan ludah dan mata kami
melotot menyaksikan sesosok setan kuncung yang tak pernah kami bayangkan
sebelumnya. Kaki gemetar, badan bergoyang, keringat bercucuran, itulah keadaan kami
saat itu. Kami bertiga berusaha memberanikan diri untuk bertanya kepada setan
kuncung itu. Akhinya Ucil pun mewakili perasaan kami bertiga mengutarakan
pertanyaan kepada si setan kuncung.
“Maaf mbah... Mbah siapa?” Tanya Ucil,
dan setan kuncung pun dengan tersipu malu sambil menunjukan wajahnya yang agak
jutek layaknya mbak dagang kutek sambil nyabutin bulu ketek menjawab “Mbah
mbah... Lu pikir gue mbah Surip. Lagian kapan gue nikah ma mbah lo. Mbahlul
ente!!!!!”
Kami pun semakin terbelalak dengan jawaban
itu. kami bertanya-tanya pada diri masing-masing ini makhluk apa ya? Setelah
kami saling bertatap mata, setan kuncung kembali berkata sembari memegangi
rambutnya yang gimbal dan terkuncung dengan rapinya : “Ih jangan segitu
terpesonanya deh ngeliat gue. Gue tau gue cantik gue tuh nyamperin lo lo pade
cos I have any question. Kuncungan gue dah rapi belom? Gaya gue gimana keren
gak? Gue kan mau kondangan alnya sepupu gue si Kuntilanak tuh penjaga pohon
belimbing tempat pipis anak-anak cowok mau married sore ini ama bang drakul
anak om drakul’a”.
Kami tak kuasa menahan rasa takut,
sedih, dan pengen ketawa yang berbaur manjadi satu. Seketika kami pun berlari
sekencang-kencangnya menuju rumah masing-masing. Akibat peristiwa itu kami
bertiga memutuskan untuk pindah sekolah ke SMA Suka Senang dengan alasan kantin
disana gak jual nasi putih. Peristiwa itu tidak akan kami lupakan. Dan satu hal
yang baru kami sadari hari itu adalah hari jumat kliwon dimana hantu-hantu
disekolah itu berkunjung ke rumah sanak saudara mereka.
THE END
by: D’tee-cha tenk dan Virgo cil + Mira hel
Sabtu, 01 Oktober 2011